Preface


Let's join together "facebook community", let's share experiences; write all your experiences here, please write in the language of your country. Send to :
datasolusindo@yahoo.co.id
Thanks

To join the "facebook Community" please click the following banner
Photobucket

Setelah sempat tertunda beberapa saat, akhirnya jadi juga blog tentang FACEEBOOK ini.
Ada yang aneh memang tentang blog dan logonya; dalam logo tertulis be a facebook community tetapi kenapa blog ini beralamat http://facebookmembers.blogspot.com/ ?
Karena kalah cepat dalam membuat blog !!! he ... he ... he ...
Ok.
Untuk apa blog ini ?
Blog ini selain sebagai ajang kumpul para facebooker maupun blogger, juga berisi tulisan tentang Facebook dan pernak-perniknya.
Dan bagi para facebookers yang ingin berpartisipasi, baik hanya ingin sekedar say hello dan memperkenalkan diri maupun ingin memberi ulasan/tulisan bisa menghubungi ke alamat email berikut ini :
datasolusindo@yahoo.co.id
Terima kasih.

Followers

Be-fact's Fan Box

Musik

Jumat, 08 Juni 2012

Semangat Saras, semangat Zhey, semangat untuk sebuah kepedulian





Papi..::.. Smangaattt.. Bangga bwanget aq pi..
=======================================================
Para kompasioner, melalui media ini saya hanya ingin menulis tentang sebuah semangat kepedulian, dan tulisan saya harus saya awali dengan flashback sejarah kehidupan sebelum saya yaitu dari sejarah singkat hidup orang tua saya, ayah saya yang tercinta …

Profesi ataupun pekerjaan almarhum ayah saya semasa hidupnya adalah kepala tata usaha Pendidikan Guru Agama Islam Negeri (PGAN 6) yang sekarang dibagi menjadi 2 yaitu MAN(setingkat SMA) dan MTsn(setingkat SMP)
Karir pekerjaan ayah saya sebelumnya adalah sebagai militer, beliau masuk menjadi anggota ABRI bareng dengan kakaknya (pak dhe saya). Akan tetapi dalam perjalanan sejarah hidupnya, karena di rumah (Jogja) ayahnya (kakek saya) selalu sakit-sakitan, maka demi sebuah apa yang dinamakan kepedulian ayah saya yang mengalah untuk keluar dari kedinasan militer dan pulang kampung untuk mengurus orang tuanya.
Dalam jenjang karier kemiliterannya pakde saya hingga usia pensiun bisa mencapai pangkat sebagai perwira tinggi yang tentu saja dibarengi dengan tingkat kehidupan yang melebihi dari cukup, paling tidak menurut saya.; disisi lain jenjang karier ayah saya  memang sedikit beruntung bisa mencapai menjadi kepala tata usaha, akan tetapi dalam segi finansial, ayah saya termasuk dalam kategori pas-pasan.
Melalui paparan diatas saya hanya ingin mengambil sebuah hikmah, bahwa demi yang namanya sebuah  kepedulian, ayah saya rela untuk “mengorbankan” kariernya. Namun disini saya tidak ingin mengatakan tentang mana yang baik dan yang tidak baik, sebab sebuah kepedulian bagi saya dan saya yakin juga bagi ayah saya adalah sebuah pilihan, sebuah panggilan jiwa dan moral. Dan itu harus dilakukan oleh salah seorang dari kita, sebab kalau tidak demikian maka keseimbangan dunia ini akan runtuh.
Dalam banyak hal saya tidak suka dengan sikap ayah saya, tapi dalam satu hal ini saya “sungguh” sangat mengaguminya; dan hanya dengan satu hal inilah segala ketidak suka an saya pada sikap ayah saya tertutupi dengan sendirinya, dan itulah yang membentuk sebuah pilihan hidup saya, pilihan hidup untuk tetap “peduli”.
Memang dalam hal “peduli” beberapa hari yang lalu salah seorang teman  mengatakan bahwa untuk melakukan sebuah kepedulian, kita harus punya modal, kalau tidak itu sama dengan bunuh diri …
Barangkali perkataan tersebut benar adanya, tapi bagi saya kepedulian adalah melebihi dari itu, kepedulian adalah sebuah “roh” dan bukan “materi”
Selain hal tersebut meski saya adalah orang yang selalu menggunakan logika, saya juga yakin selain “roh” yang ada dalam pikiran dan benak saya, masih ada “roh” atau kekuatan lain yang akan selalu membantu dalam setiap tindakan kepedulian kita, yaitu “ROH” yang maha agung yaitu Tuhan.
Sebuah kekuatan yang tiada batas, sebuah Mugen Power!
Ada juga  ilustrasi bahwa kepedulian itu ibarat lilin atau juga permen yang akan meleleh dengan sendirinya.
Tapi bagi saya lilin dan permen yang habis meleleh adalah hanya sebuah bentuk fisiknya saja, sedangkan “spiritnya” akan selalu ada…
Dalam hal ini saya juga termotivasi dan terinspirasi dengan istilah “bike to work” yang selama ini saya anggap sebagai sebuah perkumpulan bersepeda, namun pada kenyataannya adalah lebih dari itu, “bike to work” adalah sebuah semangat untuk kembali bekerja dengan bersepeda, kembali pada hal-hal yang lebih sederhana dan manusiawi lagi, dan kesedehanaan biasanya lambang kebenaran (Junanto Herrdiawan, Ekonom Indonesia, kompasioner yang tinggal di Jepang)
Cerita selanjutnya sedang disusun (dengan spontan) he he … dan bisa dibaca di http://www.kompasiana.com/datasolusindo

Komentar :

ada 0 komentar ke “Semangat Saras, semangat Zhey, semangat untuk sebuah kepedulian”
 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra