Preface


Let's join together "facebook community", let's share experiences; write all your experiences here, please write in the language of your country. Send to :
datasolusindo@yahoo.co.id
Thanks

To join the "facebook Community" please click the following banner
Photobucket

Setelah sempat tertunda beberapa saat, akhirnya jadi juga blog tentang FACEEBOOK ini.
Ada yang aneh memang tentang blog dan logonya; dalam logo tertulis be a facebook community tetapi kenapa blog ini beralamat http://facebookmembers.blogspot.com/ ?
Karena kalah cepat dalam membuat blog !!! he ... he ... he ...
Ok.
Untuk apa blog ini ?
Blog ini selain sebagai ajang kumpul para facebooker maupun blogger, juga berisi tulisan tentang Facebook dan pernak-perniknya.
Dan bagi para facebookers yang ingin berpartisipasi, baik hanya ingin sekedar say hello dan memperkenalkan diri maupun ingin memberi ulasan/tulisan bisa menghubungi ke alamat email berikut ini :
datasolusindo@yahoo.co.id
Terima kasih.

Followers

Be-fact's Fan Box

Musik

Sabtu, 26 Mei 2012

Bycicle Tour in Jogja Part 2 : Bersepeda diatas benteng, inilah ke Istimewaan Jogja!

Setelah suntuk dengan berbagai kegiatan termasuk kegiatan bersepeda, tulisan kedua saya tentang Bycicle Tour in Jogja ini baru bisa saya selesaikan hari ini.


Untuk bisa Fresh, kita harus jeda dari keriuhan dan keterburu-buruan

.
Sebetulnya wisata yang saya rancang untuk saya perkenalkan pada semua saja termasuk pembaca kompasiana (yang berminat),  bukanlah sebuah rancangan yang “baku” dalam artian kita harus berwisata memakai sepeda dengan agenda yang  “kaku” sehingga justru bila saya lakukan hal seperti itu akan menjadi sebuah wisata yang bukan lagi “milik” peminat/masyarakat yang menginginkan melainkan hanya sekedar atas keinginan pribadi saya untuk memperoleh sesuatu hal yang justru selain kontra produktif, menjemukan dll juga akan membuat peminat “wisata bersepeda” jadi enggan untuk mencoba berwisata dengan “cara beda” ini.
Karena (paling tidak bagi saya) berwisata dengan bersepeda,  berjalan dengan kecepatan perlahan, kita bisa  menikmati pesona dan keindahan dengan rasa “lebih”! Keindahan yang harus kita nikmati dengan sungguh-sungguh dan dalam suasana yang benar-benar santai dan enjoy! Cara menikmati keindahan yang disesuaikan dengan suasana atau aura kota Jogja, yaitu alon-alon waton kelakon, pelan-pelan, tapi semua bisa terpenuhi dengan cara yang tidak usah “kemrungsung” , bukankah kenikmatan akan serasa memuncak ketika kita melakukannya dengan tidak tergesa, tidak terburu melainkan dengan santai …
Itulah yang dinamakan “wisata yang benar!”  Jauh dari keriuhan hati, dimana kita harus “jeda” dari rasa “keterburu-buruan”, sebab kalau kita menikmati wisata dengan rasa terburu, saya sanksi apakah itu adalah sebuah kenikmatan wisata yang bisa disebut “ maksimal”. Saya berpikir itu bukan wisata yang bisa menenangkan hati, jiwa, pikiran, bahkan emosi!
Bukankah kita melakukan kegiatan wisata karena hanya ingin “jeda” dari kesibukan, dari  keterburuan hidup ?
Eiit jadi sedikit ngelantur nih … , maaf, karena itu harus!  He he ..

.

Karena mereka Mahasiswa, apa salahnya saya ajak (dulu) ke UGM ?

.
Sebenarnya saya mempunyai rencana menemani dan mengantar para wisatawan yang dari Kendari  ini (silahkan baca tulisan pertama saya) dengan route Tugu-Malioboro-Kepatihan-Pasar Beringharjo-Beteng Vredeburg/Gedung Agung Kraton-Tamansari-Panggung Krapyak, dengan maksud selain memperlihatkan pesona dan keindahan kota Jogja saya juga ingin memperkenalkan tentang Jogja dipandang dari tatakota dan filosofinya (Silahkan baca juga Tulisan saya tentang Tatakota terbaik di dunia), akan tetapi karena ternyata mereka sudah pernah merasakan “aura” magis Tamansari dan Kraton, maka rute pun saya alihkan dengan mengunjungi Universitas Gadjah Mada sebagaio tjuan yang pertama, dimana selain pada pagi hari suasana disekitar sangat mendukung karena begitu sejuk. Mereka bisa mengambil gambar-gambar dengan latar bertuliskan “Gadjah Mada” he he … karena jujur, dan saya tahu persis mereka pasti suka karena mereka adalah Mahasiswaq yang datang dari “jauh”….
.
Universitas Gadjah Mada!

Di depan Gedung Graha saba Gadjah Mada
.
di kerindangan dan kesejukan alam disekitar Gadjah Mada
.
Setelah sejenak berfoto ria dan berputar dalam kesejukan pagi ditimpali dengan banyaknya pesepeda yang saling melintas berpapas, kamipun berangakt ke perjalanan selanjutnya.
Tugu Jogja barangkali kalau secara sekilas adalah “hanya” sebuah tugu kecil yang  secara kebetulan terpajang di perempatan, akan tetapi hampir kebanyakan orang mengatakan, rasanya belum afdol bila dating ke Jogja, belum melihat secara dekat bahkan berfoto-foto dengan latar belakang Tugu Jogja!
Saya sendiri tidak tahu alas an pasti, apakah aura magis atau apapun, tapi itu adalah sebuah fakta, padahal kebanyakan mereka yang berfoto-foto ria dengan “mantap” pun juga ada yang belum tahu sejarah dan filosofi tugu itu sendiri, so ya saya ajak para “wisatawan mahasiswa” tersebut melewati dan menikmati “aura” tugu dan sedikit penjelasan makna filosofinya.
.
Begitu juga saat menyusuri Malioboro dan sampai di Beteng Vredeburg/Gedung Agung, disinilah mereka harus tahu bahwa Sejarah Indonesia akan menjadi berbeda bila tidak ada Gedung yang Satu ini …
(silahkan baca tulisan saya mengenai bayi NKRI)
.
Berpose sejenak di depan Gedung Vredeburg
.
Tidak usah berlama-lama saya bercerita, perjalanan langsung dilanjutkan ke Kraton, dimana ini adalah sebuah kewajiban yang tidak tertulis bagi para warga yang sudah sampai didepan pagelaran untuk berfoto-foto ria didepannya…
.
 Sejenak berpose di depan Kraton Jogja
.

Bersepeda diatas benteng, inilah ke Istimewaan Jogja!


Setelah dirasa cukup, segera saya ajak mereka untuk mekanjutkan mengayuh sepeda memasuki Kraton. Ya, walaupun mereka sudah pernah masuk akan tetapi tetap saya ajak memasuki dengan rute dari dalam Kraton sambil kadang harus beberapa kali menuntun sepeda mereka demi sebuah tata cara kearifan local berupa “penghormatan” pada rajanya. Dengan cara demikian, mereka jadi tahu seluk-beluk “dalam” nya Kraton secara “lebih”
Dan satu lagi yang membuat “wisata ini” menjadi sebuah “sensasi tersendiri” , yaitu mereka saya ajak untuk naik “Pojok Beteng wetan” yang dari arah dalam dengan mempergunakan sepeda!
Ya, satu persatu mereka jinjing sepeda masing-masing. Ada rasa lelah memang, tapi kelelahan tersebut “sangat” terbalas dengan indahnya pemandangan disekitar, dan pemandangan yang juga bisa dinikmati sambil naik sepeda!
Itulah “sensasi beda” dari “wisata sepeda” kali ini.
Selain itu, sebelum sepeda mereka tumpangi, mereka secara reflek membuyarkan diri masing-masing melihat “benteng pertahanan” ataupun bangunan pengintai tersebut di selingi dengan pengambilan foto secara acak.
Perlu diketahui juga, bahwa dari atas beteng ini, jalanan lurus yang menuju kearah Parangtritis serasa indah untuk dijadikan santapan mata dan kamera!
Itulah cerita perjalanan wisata dengan cara “beda” ini, perjalanan “wisata dengan sepeda” yang saya beri judul  “Bersepeda diatas benteng, inilah ke Istimewaan Jogja!” yang barangkali akan menggungah minat Anda semua untuk melakukan hal yang sama.
.
 Inilah "sensasi bersepeda dengan cara berbeda, bersepeda diatas beteng!"
.
Jalanan lurus menuju Parangtritis dilihat dari ketinggian beteng
.
Sisi lain pemandangan diatas beteng, orang jawa bilang " iki kaya pager ayu" he he
.
Asyiknya bersepeda di ketinggian
.

Sebetulnya, setelah tujuan ke Podjok Beteng wetan  bagian dalam inii perjalanan akan saya lanjutkan ke Makan raja-raja Mataram di Kotagede tapi karena “wisatawan mahasiswa” yang saya temani ini “sangat” berkeinginan untuk mengunjungi kebun binatang, dimana di kota asal mereka belum ada yang dinamakan kebun binatang, maka perjalanan langsung saya arahkan ke kebun binatang, yang dalam kenyataannya mereka “sangat-sangat” merasa terhibur karena seumur-umur mereka, belum pernah melihat secara langsung binatang yang bernama “Gadjah” dan juga yang lain, sungguh ini keterharuan saya yang terdalam karena begitu mereka melihat Gadjah mereka langsung berteriak  histeris: “ papii papiii Gajah … Gajah …”  (papi adalah sebutan saya dari mereka karena meski baru sebentar berjumpa, ikatan batin kami sudah langsung menyatu, he .. he .. )
.
Inilah hasil bidikan spontan dan cepat (karena banyaknya lalu lalang pengunjjung) yang paling saya sesali, mereka bilang : " Kok tak kelihatan gambar Gadjahnya ..."
== untung mereka jugamengulang dengan kamera sendiri ... :)
.
Demikianlah kisah perjalanan wisata saya, disini saya hanya menekankan pada dua hal :
Pertama : “ Wisata sepeda” yang beda ini memaang saya buat tidak “kaku” tujuannya , seperti halnya contoh pada tulisan akhir tentang “Kebun Binatang dan Gadjah” nya, itu semua hanyalah demi keinginan dan kepuasan para wisatawan. Ibarat makanan, “menu” telah saya sediakan dengan rasa masakan yang “khas” yang telah jadi, akan tetapi bila penikmat ingin menikmati tambahan gizi lainnya, kenapa tidak saya kabulkan ?
Kedua : Bagi yang belum pernah ke Jogja sama sekali, ataupun bagi yang pernah ke Jogja tetapi belum pernah menyusuri  jalanan tata kota terbaik di kota ( dari Tugu sampai Panggung Krapyak , cerita urutnya sebetulnya dibalik yaitu dari Panggung krapyak ke Tugu ), sebaikknya  perjalanan “wisata dengan sepeda” paket inilah yang harus Anda lakukan plus tambahan menu bergizi bersepeda menaiki beteng.
.
Bersepeda diatas benteng, inilah ke Istimewaan Jogja!

Salam hangat saya
Lereng Merapi 2012






Komentar :

ada 0 komentar ke “Bycicle Tour in Jogja Part 2 : Bersepeda diatas benteng, inilah ke Istimewaan Jogja!”
 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra